Kamis, 31 Maret 2016

Urban Farming

Istilah menanam menggunakan sistem hidroponik untuk saat ini menjadi sangat populer menjadi tren urban farming memanfaatkan lahan terbatas untuk bertanam. Kata Hidroponik  berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang berarti air dan "ponics" yang artinya daya atau tenaga atau tenaga kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam menggunakan media air atau tenaga kerja air. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam dengan memperhatikan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang bersangkutan, atau istilah lainnya bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman.Rupanya masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Dimana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi untuk kemudian bisa diserap tanaman. Dari sinilah akhirnya muncul beberapa teknik bertanam dengan menggunakan air yang kita sebut hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman.
Ada 6 cara untuk menanam dengan sistem Hydroponic, antara lain :
1. Aeroponic system
Sistem AEROPONIC merupakan system hydroponic yang paling canggih dan mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat dalam pertumbuhan dalam berkebun Hydroponic. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi ini diberikan atau disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung oksigen.Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi dan oksigen dalam pertumbuhannya.
2. Drip system
Sistem Tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer mengontrol pompa. Pada saat pompa dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.Supaya berdiri tegak, Tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopit, sekam bakar, ziolit, pasir, dll selain tanah.
3. Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT ini adalah cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya.
4. Ebb dan flow system
Sistem Ebb & Flow bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu,  kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.
5. Water Culture system
Walter Culture merupakan system hidroponik yang sederhana. Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat darai Styrofoam dan mengapung langsung dengan nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suply oksigen ke akar-akar tanaman.
6. Wick System
Ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu.

Pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga di Kp. Sempu, Cikarang Utara urban farming dengan sistem hidroponik
Menaman dengan sistem hidroponik terbukti memiliki beberapa kelebihan dibanding sistem konvesional berkebun dengan tanah. Pada sistem hidroponik, tingkat pertumbuhan tanaman hidroponik adalah 30-50 persen lebih cepat dari tanaman menggunakan media tanah, tumbuh di bawah kondisi yang sama. Hasil tanaman juga lebih besar. Para ilmuwan percaya bahwa ada beberapa alasan mengapa menanam dengan sistem hidroponik itu sangat menguntungkan. Selain itu, pasokan oksigen ekstra dalam media tumbuh hidroponik, sangat membantu untuk merangsang pertumbuhan akar-akar tanaman. Tanaman yang banyak mengandung oksigen dalam  akar juga mampu menyerap nutrisi lebih cepat. Nutrisi dalam sistem hidroponik yang dicampur dengan air dan dikirim secara langsung ke sistem akar. Tumbuhan tidak harus mencari di tanah untuk nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi tanaman akan selalu terpenuhi dari waktu ke waktu. Tanaman hidroponik sendiri memerlukan sangat sedikit energi untuk menemukan dan memecah makanan. Tanaman kemudian menggunakan energi yang disimpan ini untuk tumbuh lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak buah. Tanaman hidroponik juga memiliki lebih sedikit masalah dengan infestasi bug, fungi dan penyakit. Secara umum, tanaman yang tumbuh dengan sistem hidroponik adalah tanaman sehat dan tumbuh besar. Berkebun secara hidroponik juga memberi manfaat bagi lingkungan. Berkebun hidroponik menggunakan air membutuhkan lahan lebih sedikit dari pada menggunakan media tanah. Penggunaan pestisida lebih sedikit digunakan pada tanaman hidroponik.
Budi daya hidroponik memang termasuk salah satu solusi bertanam yang mudah untuk dipraktikkan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga. Mudah karena kita tidak perlu mengotori tangan dengan tanah, menyiram tanaman secara manual, atau berpanas-panasan di bawah terik matahari.
Untuk membuat hidroponik, kita bisa memanfaatkan benda-benda di sekitar. Salah satunya adalah botol bekas air mineral. Persiapan membuat hidroponik botol air mineral pun tidaklah rumit. Cukup siapkan botol air mineral ukuran 1 liter, media tanam (rockwool atau floral foam), sumbu flanel, gunting, cutter, dan paku untuk melubangi botol air mineral.
Berikut adalah langkah-langkah merakit hidroponik botol air mineral  dengan sistem rakit apung dan sumbu :
1. Potong botol bekas air mineral menjadi dua bagian menggunakan gunting atau cutter.
2. Panaskan paku, lalu buat beberapa lubang berdiameter 1 cm di potongan botol bagian atas maupun bawah untuk aerasi. Namun, jika pemberian nutrisi menggunakan sistem sumbu, biarkan tutup botol tetap di tempatnya, kemudian buat lubang tepat di tengah-tengah tutup botol untuk memasukkan sumbu flanel.
3. Jika pemberian nutrisi menggunakan sistem apung, buka tutup botol sehingga akar menembus media tanam lalu berkembang di permukaan larutan nutrisi.
4. Masukkan potongan botol bagian atas ke potongan botol bagian bawah yang sudah diisi larutan nutrisi.
5. Masukkan media tanam ke dalam potongan botol bagian atas.
Masih bingung? Ikuti saja ilustrasi membuat hidroponik di bawah ini.

Tanaman yang cocok dengan sistem hidroponik tentunya ukuran pohonnya masih bisa ditopang dengan media tanam hidroponik. Hidroponik cocok untuk digunakan pada sayuran, baik sayuran buah (tomat, cabai, timun, dll), sayuran daun (sawi, selada, dll), sayuran batang (kailan), sayuran bunga (brokoli), maupun jenis umbi-umbian (wortel, kentang, bawang).
Dengan tanaman yang cepat menghasilkan dan pohonnya tidak besar, tentu lebih efisien dalam pemakaian nutrisi, tidak boros tempat dan media tanam pun mudah mencari yang cocok digunakan.
Bagaimana, mudah kan membuatnya? Kini, saatnya Anda mempraktikkannya sendiri di halaman rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar